Minggu, 11 Maret 2018

Tugas Sistem Politik Indonesia Minggu Ke-5 Perkuliahan

Eksplor Pandangan Marketing Politik
Marketing Politik adalah suatu kebijakan komunikasi untuk memasarkan produk yang akan ditawarkan, harga yang akan dikeluarkan, kandidat politik dan kemampuannya dalam berkomunikasi  dengan seseorang politik menggunakan model teknik pemasaran komersial untuk mewakili seperangkat metode digunakan oleh organisasi-organisasi politik untuk mencapai suatu tujuan dalam program politik.
Contoh : Pemilihan Pilkada Kemenangan Jokowi-Ahok putaran pertama Pilkada DKI jakarta adalah kemenangan marketing politik karena berhasil membentuk sebagai makna politis dalam pemikiran para pemilih, menjadi orientasi perilaku yang akan mengarahkan pemilih untuk memilih kontestan tertentu. Berbeda sekali dengan Jokowi-Ahok yang relatif lebih sedikit vote-nya lewat poster, spanduk dan baliho yang terpasang sudut-sudut kota Metropolitan. Untuk Pilkada putaran kedua Jokowi-Ahok akan dihadapkan dengan kondisi-kondisi sulit dari rival. Mampukah Jokowi-Ahok melewati masa-masa sulit seperti isu agama, etnis dan suku ( SARA )? Ahok beragama Kristen dan etnis Tionghoa, akan dijadikan oleh rivalnya sebagai kampanye hitam. Isu SARA untuk 20 tahun yang lalu itu bisa, namun untuk zaman sekarang, justru berbahaya memainkan Isu SARA justru akan mempertinggi kejatuhan yang memainkan isu SARA. Jakarta relatif lebih rasional dan cerdas, pemimpin yang punya kapasitas, narasi dan visioner akan memperkuat imunitas dan virus SARA. Pertarungan Foke-Jokowi pada pilkada utaran kedua mencerminkan politik Indonesia yang sesungguhnya menjadi inspirasi baru Pilkada di daerah.


Politik Multikultural adalah sebuah ideologi untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan dengan cara mendapatkan hak dan status politik dan kebijakan sosial untuk memanusiakan manusia dalam ruang lingkup bernegara.
Contoh : Bali memang dikenal sebagai wilayah Indonesia dengan umat Hindu yang ada di  Indonesia meskipun mayoritas penduduk di Indonesia sebagian besar adalah Muslim. Toleransi kehidupan beragama yang ada di Pulau Dewata ini memang sudah terjadi bahkan sudah berlangsung selama berabad-abad. Hal inilah yang membuat pondasi kultural yang ada di Bali memang sangat kuat dan tidak mudah terpecah belah, selama ini tidak pernah terjadi masalah mengenai hubungan antar umat agama yang ada di Bali. Baik itu umat Hindu, Islam, dan agama lainnya. Satu sama lainnya saling berbaur dengan kondisi budaya dan masyarakat setempat. Oleh karena itulah, lembaga-lembaga adat yang ada di Pulau Bali ini juga tumbuh dan hidup di dalam kalangan umat Islam yang ada di Bali. Bahkan rasa toleransi umat beragama di Bali diuji saat terjadinya letusan gunung berapi tahun 2017 dan umat Islam lah yang berpartisipasi untuk membantu korban bencana letusan Gunung Agung.


Sumber :
https://teorimp.wordpress.com
https://materiips.com/contoh-masyarakat-multikultural
https://www.kompasiana.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar